Dalam dunia rekrutmen, CV bukan hanya sekadar daftar riwayat hidup, melainkan alat pemasaran diri. Salah satu bagian paling krusial dalam CV adalah deskripsi pengalaman kerja. Bagian inilah yang sering dijadikan HRD sebagai dasar penilaian apakah kamu layak masuk tahap interview atau tidak.
Sayangnya, banyak pencari kerja yang menuliskan pengalaman kerja hanya berupa jobdesk (uraian tugas harian), tanpa menonjolkan pencapaian dan nilai tambah yang bisa “menjual” diri mereka. Padahal, HRD lebih tertarik pada hasil kerja, kontribusi, dan dampak nyata yang pernah kamu berikan di tempat kerja sebelumnya.
Dalam tulisan ini akan membahas cara menulis deskripsi pengalaman kerja yang menjual di CV, lengkap dengan contoh nyata dan tips praktis agar CV kamu dilirik HRD.
Mengapa Deskripsi Pengalaman Kerja Itu Penting?
- Membedakan kamu dengan kandidat lain – HRD menerima puluhan hingga ratusan CV setiap membuka lowongan kerja. CV yang hanya berisi jobdesk standar akan terlihat “biasa saja”.
- Menunjukkan nilai jual diri – Dengan menulis pencapaian konkret, kamu menunjukkan kompetensi, skill, dan value yang kamu bawa dan pencapaian yang pernah kamu capai selama ini.
- Meningkatkan peluang interview – Deskripsi yang kuat akan memancing HRD untuk ingin tahu lebih banyak tentang dirimu dan ujungnya kamu akan dipanggil untuk sesi interview.
Salah Satu Formula Menulis Deskripsi Pengalaman Kerja yang Menjual
Salah satu teknik yang sering digunakan oleh praktisi HR dan career coach, yaitu formula PAR (Problem – Action – Result) atau STAR (Situation – Task – Action – Result).
- Problem/Situation: Apa tantangan atau kondisi yang kamu hadapi?
- Action: Apa yang kamu lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
- Result: Apa hasil nyata yang kamu capai?
Dengan format ini, pengalaman kerja kamu tidak sekadar terdengar seperti daftar tugas, tetapi lebih lebih seperti sebuah cerita yang meyakinkan.
Tips Praktis Dalam Menulis Deskripsi Pengalaman Kerja di CV
1. Gunakan Bahasa yang Singkat, Tepat dan Padat
Hindari kalimat panjang yang bertele-tele. Gunakan poin-poin (bullet points) agar mudah dibaca HRD.
✅ Contoh:
- Mengelola tim sales sebanyak 10 orang dan meningkatkan omzet penjualan sebesar 35% dalam 6 bulan.
❌ Contoh yang salah:
- Bertanggung jawab mengelola tim sales.
2. Fokus pada Hasil dan Angka
Angka atau statistik lebih berbicara daripada kata-kata semata. HRD suka melihat pencapaian yang terukur.
✅ Contoh:
- Berhasil menurunkan tingkat turnover karyawan dari 25% menjadi 10% dalam setahun melalui program engagement.
3. Sesuaikan dengan Posisi yang Dilamar
Tuliskan pengalaman kerja yang paling relevan dengan posisi yang kamu incar. Jika melamar posisi marketing, tonjolkan pencapaian di bidang promosi, branding, atau digital marketing tetapi ingat jangan menuliskan sesuatu yang kamu belum pernah lakukan atau kamu memang tidak menguasainya, karena ini akan jadi bumerang ketika nanti ditanya saat interview.
4. Gunakan Kata Kerja yang Aktif dan Kuat
Pakai kata kerja seperti mengelola, meningkatkan, mengembangkan, menciptakan, mengoptimalkan, menekan biaya, membangun.
5. Hindari Menyalin Jobdesk dari Internet
HRD sudah hafal jobdesk standar. Kalau CV kamu sama seperti hasil copy-paste, akan langsung terlihat pasaran. Buatlah deskripsi yang unik berdasarkan pengalaman asli.
Contoh Penulisan Deskripsi Pengalaman Kerja yang Menjual
Posisi: Digital Marketing Specialist
Perusahaan: PT Maju Bersama
Periode: Jan 2021 – Sekarang
- Mengembangkan strategi digital marketing yang berhasil meningkatkan traffic website sebesar 120% dalam 6 bulan.
- Mengoptimalkan kampanye Google Ads dan Facebook Ads dengan efisiensi biaya 30% lebih rendah dari tahun sebelumnya.
- Membangun sistem email marketing automation yang meningkatkan konversi penjualan sebesar 20%.
👉 Bandingkan dengan penulisan standar (yang lemah):
- Bertanggung jawab mengelola iklan online.
- Membuat konten digital marketing.
- Mengelola sosial media perusahaan.
Terlihat jelas bedanya, bukan?
Kesalahan Umum dalam Menulis Deskripsi Pengalaman Kerja
- Menulis terlalu panjang → HRD tidak punya waktu membaca cerita 2 paragraf.
- Hanya menulis jobdesk → Tidak menunjukkan nilai tambah.
- Tidak relevan dengan posisi yang dilamar → Membuat CV terasa acak-acakan.
- Tidak ada angka atau pencapaian terukur → Sulit dipercaya dan terkesan biasa saja.
Kesimpulan
Menulis deskripsi pengalaman kerja di CV adalah seni menjual diri dengan elegan. Bukan sekadar daftar tugas, melainkan cerita tentang kontribusi dan pencapaian nyata yang sudah kamu hasilkan.
Dengan membuat deskripsi yang baik dan benar akan mampu membuat cv yang kamu buat semakin menjual dan membuat cv mu dilirik team hrd dan mendapatkan panggilan interview.
Gunakan formula PAR/STAR, tonjolkan angka-angka pencapaian, sesuaikan dengan posisi yang dilamar, dan hindari sekadar copy-paste jobdesk.
Dengan cara ini, CV kamu akan terlihat lebih profesional, menarik, dan punya daya jual yang tinggi di mata HRD.
Kalau kamu kamu serius mau belajar cara membuat cv yang menarik dan benar sehingga cv yang kamu kirimkan dilirik team recruitmen atau HRD dan kamu mendapatkan panggilan interview, Silahkan ikuti ecourse : Cara Membuat CV Yang Menarik dan Benar.